Rasulullah Mengajarkan Cinta Produk Dalam Negri -->

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

Rasulullah Mengajarkan Cinta Produk Dalam Negri

Ira Inayatul Alsa
Kamis, 04 Mei 2017
Lapax Muslim - Pada Bulan Ramadhan di adakan pengajian rutin selama bulan puasa. Dalam Pengajian itu di hadiri beberapa para tokoh kyai dan ulama dari berbagai penjuru nusantara yang ingin bertanya dan meminta solusi Habib Lutfi. Malam itu dibahaskan beberapa hadits dalam kitab Fath al-Bari pada (bab) ash-Shalat dalam Pengajian Ramadhan di kediaman Maulana Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan. Satu orang yang ditugasi untuk membacakan kitab tersebut, sedang para peserta lainnya menyimak dengan seksama dan sesekali saling tukar argumen.


Tibalah giliran Kiai Abdullah Sa'ad, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Inshof Plesungan Karanganyar, yang memberikan argumen dan sesekali menyelipinya dengan kisah-kisah nyata penuh makna yang pernah dialaminya. Kiai Sa'ad, begitu ia akrab disapa, menyebutkan hadits yang diriwayatkan dari sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash Ra. bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:

مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ

“Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani menukil perkataan Imam al-Khathabi tentang keistimewaan kurma Ajwah: “Kurma Ajwah bermanfaat untuk mencegah racun dan sihir dikarenakan doa keberkahan dari Rasulullah Saw. terhadap kurma Madinah, bukan karena dzat kurma itu sendiri.” (Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari).

Mengherankan memang, kurma Ajwah itu kering dan sedikit pahit rasanya. "Tapi kenapa justeru kurma Ajwah-lah yang diangkat oleh Rasulullah Saw.?" Tanya KH. Abdullah Sa'ad selaku Mustasyar PCNU Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah dan penulis buku Kang Bejo 1 & 2 penasaran.

"Lha iya, yang begitu saja diangkat luar biasa oleh Nabi Saw. Apalagi jika yang enak, lembut dan manis." Jawab Habib Luthfi bin Yahya. Hal ini tiada lain karena Nabi Saw. sangat mencintai negerinya (Madinah al-Munawwarah) dan apa-apa yang dihasilkan dari bumi pertiwinya sendiri.

Sehingga Maulana Habib Luthfi bin Yahya pun hanya mau makan makanan produk dalam negeri, buah-buahan dalam negeri, saking cintanya pada tanah air. "Ini merupakan sunnah Rasulullah Saw.," lanjut Habib Luthfi. Sebagaimana juga dalam doanya Nabi Saw. pernah bersabda:

اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ

“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.” (Shahih Bukhari)."